• This is Slide 1 Title

    This is slide 1 description. Go to Edit HTML and replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com...

  • This is Slide 2 Title

    This is slide 2 description. Go to Edit HTML and replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com...

  • This is Slide 3 Title

    This is slide 3 description. Go to Edit HTML and replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com...

Senin, 30 Desember 2019

Semarak Malam HUT 1085 Tahun Bunulrejo, Pelantikan 21 Ketua RW dan 147 Ketua RT Se-Kelurahan Bunulrejo | Bunulrejo Mbois - Mbonol Is Culture

Semarak Malam HUT 1085 Tahun Bunulrejo, Pelantikan 21 Ketua RW dan 147 Ketua RT Se-Kelurahan Bunulrejo

Bunulrejo, 31 Desember 2019
Bunulrejo telah berusia 1085 tahun tentu itu sebuah kebanggaan bagi warga Kelurahan Bunulrejo, menunjukkan sebuah rangkaian cerita sejarah yang menarik sebuah daerah. Bunulrejo dapat disejajarkan dengan beberapa wilayah di Malang Raya yang ditemukan sebuah prasasti yang menunjukkan sebuah cerita massa lampau.
Prespektif ini selama beberapa tahun telah mewarnai bagaimana kami warga Kelurahan Bunulrejo untuk menggali dan berkreativitas dengan akar sejarah Bunulrejo yang telah berusia 1085 tahun pada 4 Januari 2020. Patut berbangga dengan kreativitas generasi muda mengadakan 2 acara Mbois yaitu dengan output yaitu Tari Bapang yang merupakan budaya dan Batik Tulis Bunga Kantil Bunulrejo merupakan produk budaya.
Sebuah pencapaian yang menarik, bagaimana menggali dan membangun sebuah budaya, sehingga bila anda melihat atau mendengar Mbois, Bunulrejo Mbois, itu ada sebuah tujuan, apa itu tujuannya :
Mbois = Mbonol Is Culture
Mbonol = penyebutan Bunulrejo dalam dialek jawa atau malangan
Is Culture = Bahwa itu adalah Budaya
sehingga dapat disimpulkan sebuah Bahwa Kelurahan Bunulrejo adalah Kelurahan Budaya

Sejalan dengan spirit Mbois itu, pada tanggal 4 Januari 2020 yang Kelurahan Bunulrejo mengadakan agenda peringatan HUT 1085 tahun Bunulrejo. Setiap moment di Bunulrejo itu harus Mbois, sehingga yang menjadi spesial pada HUT 1085 tahun Bunulrejo adalah :
Pelantikan Serentak 21 orang Ketua RW dan 147 orang Ketua RT se-Kelurahan Bunulrejo
Mengapa serentak, karena massa jabatan juga dimulai tanggal 2 Januari dan berakhir 3 tahun juga bersamaan, sehingga ini yang pertama di Kota Malang. Sebuah tertib administrasi dalam manajemen Kelurahan yang patut diapresiasi dan juga sebuah prosesi pelantikan pada hari jadi Bunulrejo.
Gmn Mbois People, pasti menarik....

*Mbois kantil*
Mbonol Is Culture Kanti Lestari
Terjemahan bebas:
*Kelurahan Bunulrejo yang memiliki keistimewaan abadi*
Bunulrejo Mbois Kantil
Mbonol Is Culture

Redaksi :
Andri Wiwanto, ST., MM., IPM
Ketua Karang Taruna Setya Karya Kelurahan Bunulrejo

Jumat, 27 Desember 2019

Sejarah Kerajaan Kanjuruhan (Daerah Bunulrejo - yang dulu bukan bernama Desa Bunulrejo pada zaman Kerajaan Kanuruhan)

Sejarah Kerajaan Kanjuruhan (Daerah Bunulrejo (yang dulu bukan bernama Desa Bunulrejo pada zaman Kerajaan Kanuruhan)

Sejarah Kerajaan Kanjuruhan, Peninggalan, Pemerintahan, Ciri, Kebudayaan & Ekonomi : : adalah sebuah kerajaan bercorak Hindu di Jawa Timur, yang pusatnya berada di dekat Kota Malang sekarang. Kanjuruhan berdiri pada abad ke-8 Masehi.

Sejarah Kerajaan Kanjuruhan

Kanjuruhan adalah sebuah kerajaan bercorak Hindu di Jawa Timur, yang pusatnya berada di dekat Kota Malang sekarang. Kanjuruhan diduga telah berdiri pada abad ke-8 Masehi (masih sezaman dengan Kerajaan Taruma di sekitar Bekasi dan Bogor sekarang). Bukti tertulis mengenai kerajaan ini adalah Prasasti Dinoyo. Rajanya yang terkenal adalah Gajayana. Peninggalan lainnya adalah Candi Badut dan Candi Wurung.
Letak kerajaan kanjuruhan ialah di Jawa Timur dekat dengan kota Malang sekarang, kerajaan Kanjuruhan ini tertulis dalam prasasti Dinaya, yang ditemukan di sebelah barat laut Malang. Jawa Timur, angka tahunnya tertulis dengan Candrasengkala yang berbunyi yaitu: Nayama Vayu Rasa = 682 Caka = 760 M. Isinya menceritakan bahwa pada abad 8 ada kerajaan yang berpusat di Kanjuruhan dengan rajanya yang bernama Dewa Simha. Ia memiliki seorang putra yang bernama Liswa setelah naik tahta dan melalui upacara abhiseka Liswa bernama Gajayana. Liswa ini memiliki putri yang bernama Utteyana yang kawin dengan Janania.

Selama pemerinatahan Gajayana, dikatalam beliau beragam Hindu Siwa, Gajayana mendirikan tempat pemujaan untuk Dewa Agastya, bangunan tersebut sekarang bernama candi badut. Disebutkan pula, semula arca yang terbuat dari kayu cendana, kemudian diganti dengan batu hitam. Peresmiannya dilakukan pada tahun 760, Raja Gajayana hanya mempunyai seorang putri bernama Uttejana ia parktis menjadi pewari tahta Kerajaan Kaling. Kelak bersama suaminya Pangeran Jaananiya, Uttejana akan memimpin Kerajaan Kanjuruhan setelah Gajayana Wafat.

Jaman dahulu, ketika Pulau Jawa diperintah oleh raja-raja yang tersebar di daerah-daerah, seperti Raja Purnawarman memerintah di Kerajaan Tarumanegara; Maharani Shima memerintah di Kerajaan Kalingga (atau “Holing”); dan Raja Sanjaya memerintah di Kerajaan Mataram Kuno, di Jawa Timur terdapat pula sebuah kerajaan yang aman dan makmur.

Kerajaan itu berada di daerah Malang sekarang, di antara Sungai Brantas dan Sungai Metro, di dataran yang sekarang bernama Dinoyo, Merjosari, Tlogomas, dan Ketawanggede di Kecamatan Lowokwaru, Malang. Kerajaan itu bernama Kanjuruhan.

Bagaimana Kerajaan Kanjuruhan itu bisa berada dan berdiri di lembah antara Sungai Brantas dan Kali Metro di lereng sebelah timur Gunung Kawi, yang jauh dari jalur perdagangan pantai atau laut? Kita tentunya ingat bahwa pedalaman Pulau Jawa terkenal dengan daerah agraris, dan di daerah agraris semacam itulah muncul pusat-pusat aktivitas kelompok masyarakat yang berkembang menjadi pusat pemerintahan.

Rupa-rupanya sejak awal abad masehi, agama Hindu dan Buddha yang menyebar di seluruh kepulauan Indonesia bagian barat dan tengah, pada sekitar abad ke VI dan VII M sampai pula di daerah pedalaman Jawa bagian timur, antara lain Malang. Karena Malang-lah kita mendapati bukti-bukti tertua tentang adanya aktivitas pemerintahan kerajaan yang bercorak Hindu di Jawa bagian timur.

Bukti itu adalah prasasti Dinoyo yang ditulis pada tahun Saka 682 (atau kalau dijadikan tahun masehi ditambah 78 tahun, sehingga bertepatan dengan tahun 760 M). Disebutkan seorang raja yang bernama Dewa Singha, memerintah keratonnya yang amat besar yang disucikan oleh api Sang Siwa. Raja Dewa Singha mempunyai putra bernama Liswa, yang setelah memerintah menggantikan ayahnya menjadi raja bergelar Gajayana.

Pada masa pemerintahan Raja Gajayana, Kerajaan Kanjuruhan berkembang pesat, baik pemerintahan, sosial, ekonomi maupun seni budayanya. Dengan sekalian para pembesar negeri dan segenap rakyatnya, Raja Gajayana membuat tempat suci pemujaan yang sangat bagus guna memuliakan Resi Agastya. Sang raja juga menyuruh membuat arca sang Resi Agastya dari batu hitam yang sangat elok, sebagai pengganti arca Resi Agastya yang dibuat dari kayu oleh nenek Raja Gajayana.

Dibawah pemerintahan Raja Gajayana, rakyat merasa aman dan terlindungi. Kekuasaan kerajaan meliputi daerah lereng timur dan barat Gunung Kawi. Ke utara hingga pesisir laut Jawa. Keamanan negeri terjamin. Tidak ada peperangan. Jarang terjadi pencurian dan perampokan, karena raja selalu bertindak tegas sesuai dengan hukum yang berlaku. Dengan demikian rakyat hidup aman, tenteram, dan terhindar dari malapetaka.

Raja Gajayana hanya mempunyai seorang putri, bernama Uttejana, seorang putri pewaris tahta Kerajaan Kanjuruhan. Ketika dewasa, ia dijodohkan dengan seorang pangeran dari Paradeh bernama Pangeran Jananiya. Akhirnya Pangeran Jananiya bersama Permaisuri Uttejana, memerintah kerajaan warisan ayahnya ketika sang Raja Gajayana mangkat.

Seperti para leluhurnya, mereka berdua memerintah dengan penuh keadilan. Rakyat Kanjuruhan semakin mencintai rajanya. Demikianlah, secara turun-temurun Kerajaan Kanjuruhan diperintah oleh raja-raja keturunan Raja Dewa Singha. Semua raja itu terkenal akan kebijaksanaannya, keadilan, serta kemurahan hatinya.

Pada sekitar tahun 847 Masehi, Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Tengah diperintah oleh Sri Maharaja Rakai Pikatan Dyah Saladu, yang terkenal adil dan bijaksana. Dibawah pemerintahannya, Kerajaan Mataram berkembang pesat. Ia disegani oleh raja-raja lain di seluruh Pulau Jawa.

Keinginan untuk memperluas wilayah Kerajaan Mataram Kuno selalu terlaksana, baik melalui penaklukan maupun persahabatan. Kerajaan Mataram Kuno terkenal di seluruh Nusantara, bahkan sampai ke mancanegara. Wilayahnya luas, kekuasaannya besar, tentaranya kuat, dan penduduknya sangat banyak.

Perluasan Kerajaan Mataram Kuno itu sampai pula ke Pulau Jawa bagian timur. Tidak ada bukti atau tanda bahwa terjadi penaklukan dengan peperangan antara Kerajaan Mataram Kuno dengan Kerajaan Kanjuruhan. Ketika Kerajaan Mataram Kuno diperintah oleh Sri Maharaja Rakai Watukura Dyah Balitung, raja Kanjuruhan menyumbangkan sebuah bangunan candi perwara (pengiring) di komplek Candi Prambanan yang dibangun oleh Sri Maharaja Rakai Pikatan tahun 856 M (dulu bernama “Siwa Greha”).

Candi pengiring (perwara) itu ditempatkan pada deretan sebelah timur, tepatnya di sudut tenggara. Kegiatan pembangunan semacam itu merupakan suatu kebiasaan bagi raja-raja daerah kepada pemerintah pusat. Maksudnya agar hubungan kerajaan pusat dan kerajaan di daerah selalu terjalin dan bertambah erat.

Kerajaan Kanjuruhan saat itu praktis di bawah kekuasaan Kerajaan Mataram Kuno. Walaupun demikian Kerajaan Kanjuruhan tetap memerintah di daerahnya. Hanya setiap tahun harus melapor ke pemerintahan pusat. Di dalam struktur pemerintahan Kerajaan Mataram Kuno zaman Dyah Balitung, raja Kanjuruhan lebih dikenal dengan sebutan Rakryan Kanuruhan, artinya “Penguasa daerah” di Kanuruhan.

Kanuruhan sendiri rupa-rupanya perubahan bunyi dari Kanjuruhan. Karena sebagai raja daerah, maka kekuasaan seorang raja daerah tidak seluas ketika menjadi kerajaan yang berdiri sendiri seperti ketika didirikan oleh nenek moyangnya dulu. Kekuasaaan raja daerah di Kanuruhan yang dapat diketahui waktu itu adalah daerah di lereng timur Gunung Kawi.

Kekuasaan kerajaan Kanjuruhan

Daerah kekuasaan Rakryan Kanuruhan meliputi watak Kanuruhan. Watak adalah suatu wilayah yang luas, yang membawahi berpuluh-puluh wanua (desa). Jadi kemungkinan daerah Watak itu dapat ditentukan hampir sama atau setingkat dengan kabupaten saat ini. Dengan demikian Watak Kanuruhan membawahi wanua-wanua (desa-desa) yang terhampar seluas lereng sebelah timur Gunung Kawi sampai lereng barat Pegunungan Tengger-Semeru ke selatan hingga pantai selatan Pulau Jawa.

Menurut sumber tertulis berupa prasasti yang ditemukan di sekitar Malang, nama-nama desa (wanua) yang berada di wilayah (watak) Kanuruhan adalah sebagai berikut:

  • Daerah Balingawan (sekarang Desa Mangliawan,Kecamatan Pakis),
  • Daerah Turryan (sekarang Desa Turen, Kecamatan Turen),
  • Daerah Tugaran (sekarang Dukuh Tegaron, Kelurahan Lesanpuro),
  • Daerah Kabalon (sekarang Dukuh Kabalon Cemarakandang),
  • Daerah Panawijyan (sekarang Kelurahan Palowijen, Kecamatan Blimbing),
  • Daerah Bunulrejo (yang dulu bukan bernama Desa Bunulrejo pada zaman Kerajaan Kanuruhan), dan
  • Daerah-daerah di sekitar Malang Barat seperti: Wurandungan (sekarang Dukuh Kelandungan – Landungsari), Karuman, Merjosari, Dinoyo, Ketawanggede, yang di dalam beberapa prasasti disebut-sebut sebagai daerah tempat gugusan kahyangan (bangunan candi) di dalam Watak Kanuruhan.
Jadi wilayah kekuasaan Rakryan Kanuruhan dapat dikatakan mulai dari daerah Landungsari (barat), Palowijen (utara), Pakis (timur), dan Turen (selatan). Istimewanya, selain berkuasa di daerahnya sendiri, pejabat Rakryan Kanuruhan ini juga menduduki jabatan penting dalam pemerintahan Kerajaan Mataram Kuno sejak zaman Raja Balitung, yaitu sebagai pejabat yang mengurusi urusan administrasi kerajaan.

Begitulah sekilas tentang jabatan Rakryan Kanuruhan yang memiliki keistimewaan dapat berperan di dalam struktur pemerintahan kerajaan pusat, yang tidak pernah dilakukan oleh pejabat (Rakryan) yang lainnya, dalam sejarah Kerajaan Mataram Kuno sampai dengan zaman Kerajaan Majapahit.

Pemerintahan kerajaan Kanjuruhan

Puncak Kejayaan

Kerajaan pertama kanjuruhan bernama Dewa Simhadan setelah wafat, tahta kerajaan digantikan oleh putranya yang bernama 0iswa dengan gelar Gajayana,yang memerintah dengan adil. ia mendirikan tempat pemujaan untuk dewa Agastya 760 M dan menyerahkan hadiah berupa tanah dan lembu.

Di bawah pemerintahan Raja Gajayana, Kekuasaan kerajaan meliputi daerah lereng timur dan baray Gunung Kawi. Ke utara hingga pesisir laut Jawa. Keamanan negeri terjamin, tidak ada peperangan, jarang terjadi pencurian dan perampokan, karena raja selalu bertindaj tegas sesuai dengan hukum yang berlaku. Secara turun-temurun Kerajaan Kanjuruhan diperintah oleh raja-raja keturunan raja Dewa Singha, semua raja itu terkenal akan kebijaksanaannya keadilan serta kemurahan hatinya.

Keruntuhan Kerajaan Kanjuruhan,

Pada sekitar tahun 847 Masehi, Kerajaan Mataram Kuno berkembang pesat kekuasaannya sangat besar. Perluasan wilayah Kerajaan Mataram Kuno pun dilaksanakan melalui penaklukan maupun persahabatan. Perluasan Kerajaan Mataram Kuno itu sampai pula ke Pulau Jawa bagian timur, walau tidak ada bukti atau tanda bahwa terjadi penaklukan dengan peperangan antara Kerajaan Mataram Kuno dengan Kerajaan Kanjuruhan.

Kerajaan Kanjuruhan saat itu menjadi dibawah kekuasaan Kerajaan Mataram Kuno. Walaupun demikian Kerajaan Kanjuruhan tetap memerintah di daerahnya. Adapun raja Kerajaan Kanjuruhan dianggap sebagai raja bawahan dengan gelar Rakai Kanjuruhan.

Keadaan Sosial Budaya, Ekonomi

Keadaan Sosial – Budaya

Rakyatnya sudah kenal tulis menulis dan ilmu perbintangan, menandakan bahwa rakyatnya sudah berkebudayaan maju, rakyatnya pun sangat patuh terhadap peraturan dan ratunya.

Keadaan Ekonomi

Kerajaan Kaling Mata pencaharian penduduknya sebagai besar bertanai, karena wilayah Kaling dikatakan subur untuk segi pertanian. Perekonomian sudah banyak penduduk yang melakukan perdagangan apalagi disebutkan ada hubungan dengan Cina. Berita cina juga menyebutkan bahwa barang yang banyak diperdagangkan ialah emas, perak, cula badak, dan gading gajah.

Peninggalan kerajaan kanjuruhan

  • prasasti dinoyo yang ditemukan di desa merjosari di kawasan kampus III universitas muhammadiyah. berisi tentang masa keemasan dari kerajaan kanjuruhan.

  • prasasti sangguran(batu mito) dari ngandat, Malang, Jawa timur. Berisi tentang peresmian desa sangguran menjadi sima (tanah yang dicagarkan)
prasasti
prasasti sangguran

prasasti 1
Sumber Artikel : https://www.gurupendidikan.co.id/sejarah-kerajaan-kanjuruhan/

Rabu, 25 Desember 2019

Seminar Kajian Pengembangan Wisata Bunulrejo, Revitalisasi Pasar Bunulrejo Berbasis Pasar Wisata dan Pengembangan Kepemudaan Tourism

Bunulrejo, 26 Desember 2019
Mereview sebuah agenda Mbois yang digagas oleh Karang Taruna Setya Karya Kelurahan Bunulrejo pada Minggu, 25 februari 2018, membangun dengan menggali sebuah culture atau budaya Bunulrejo.

Seminar Kajian Pengembangan Wisata Bunulrejo,
Revitalisasi Pasar Bunulrejo Berbasis Pasar Wisata dan Pengembangan Kepemudaan Tourism
Dalam Rangkaian HUT Ke-1083 Bunulrejo Tahun 2018



Nama Kegiatan
Seminar Kajian Pengembangan Wisata Bunulrejo, Revitalisasi Pasar Bunulrejo Berbasis Pasar Wisata dan Pengembangan Kepemudaan Tourism

Latar Belakang
Sejarah asal usul desa pada umumnya dapat digali melalui tinggalan arkeologis dan folklor (cerita rakyat). Berdasarkan “prasasti kanuruhan”, ditulis di belakang sandaran arca “Ganesha” (Dewa berkepala gajah dari pemeluk agama Hindu ) yang putus bagian kepala hingga bahu, yang dahulu berada di halaman rumah Bapak Dasir di Beji Gang Buntu (RT 01 RW XII) Kelurahan Bunulrejo.
Sepanjang yang dapat dibaca pada prasasti ”Kanuruhan” yang berbahasa Jawa kuno dan berhuruf Jawa Kuno tersebut bahwa pada tahun 856 saka bulan Posya Wuku Wukir, Rakryan Kanuruhan Dyah Mungpang memberikan hadiah sebagian tanah di desa yang masuk wilayah kanuruhan kepada penduduk desa yang bernama “BULUL” atas jasa-jasanya terhadap desanya. Nama “BULUL” ini kelak kemudian hari berubah menjadi “BUNUL” dari hasil perubahan bunyi dari konsonan ”l” menjadi “n”, seperti kata : Melur menjadi Menur, Panawijen menjadi Palawijen.
Kelurahan Bunulrejo secara administrative terbentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 15 tahun 1987. Adapun nama bunulrejo sendiri baru ditetapkan pada tahun 1981 oleh Perda Kotamadya Malang. Sebelum itu nama yang dikenal adalah “Bunul “ Menurut Perda Kotamadya Malang No. 4 tahun 1967, desa Bunul masuk dalam Lingkungan VI Kecamatan Blimbing. Lingkungan yang dimaksud merupakan kesatuan desa yang secara administrative membawahi sebuah wilayah sejajar dengan desa-desa tersebut (wilayah desa di dalam kota) jadi dalam hal ini tidak ada kepala desa yang ada hanya “Kepala Lingkungan” Dengan demikian kepala lingkungan statusnya sejajar dengan Kepala Desa.
Demikianlah sejarah singkat terbentuknya kelurahan Bunulrejo yang sekarang ini, secara administratif sejak tahun 1987 Desa Bunul ditetapkan dan berdiri sendiri sebagai Kelurahan Bunulrejo, yang terdiri dari 21 (dua puluh satu) Rukun Warga (RW) dan 146 (seratus empat puluh enam) Rukun Tetangga (RT).
HUT Ke-1083 Bunulrejo, Kecamatan Blimbing, Kota Malang merupakan sebuah momen mengenang dan penajabaran dari semangat untuk berkreativitas bagi seluruh masyarakat Bunulrejo. Sehingga agenda HUT Ke-1083 Bunulrejo sangat berbeda dalam rangkainnya, agenda-agenda lebih mengedepankan semangat berbagi dan partisipatif seluruh elemen masyarakat Bunulrejo.
Harapan agenda HUT Ke-1083 Kelurahan Bunulrejo besar harapan memberi dampak yang positif dalam membangun semangat kebersamaan dan menelorkan wujud semangat kreativitas, karena yang menjadi garda terdepan acara HUT Ke-1083 Bunulrejo, Kecamatan Blimbing, Kota Malang ini adalah Karang Taruna Kelurahan Bunulrejo Kota Malang.
Seminar Kajian Pengembangan Wisata Bunulrejo, Revitalisasi Pasar Bunulrejo Berbasis Pasar Wisata dan Pengembangan Kepemudaan Tourism, Dalam Rangkaian HUT Ke-1083 Bunulrejo Tahun 2018, merupakan sebuah inisiasi dari Karang Taruna Setya Karya dalam mengembangkan kreativitas masyarakat di Bunulrejo yang melibatkan seluaruh elemen masyarakat. Sehingga muncul ide yang besar dalam pengembangan kreativitas yang bisa mewadahi semua elemen tersebut dalam tataran pengembangan pariwisata Bunulrejo, dasar pengembangan pariwisata itu sangat kuat dilihat dari akar sejarah Bunulrejo yang diceritakan dalam sebuah batu prasasti yang seakrang bedarada di Musium Mpu Purwa yang berada di area kantor Dinas Pariwisata Kota Malang.
Cerita Sejarah Bunulrejo dibagi 3 fase massa yaitu massa sejarah kerajaan, fase massa islam masuk yang dibuktikan dengan adanya petilasan makam tokoh islam dan fase massa ketiga adalah massa kolonial yang dibuktikan dengan adanya tangsi militer kolonial massa penjajahan. Sehingga dengan kekuatan sejarah Bunulrejo yang panjang tersebut selayaknya digali secara kajian akademis tentang berbagai potensi dari Bunulrejo ini untuk dikembangkan dalam bentuk sebuah destinasi pariwisata tematik.
Dalam mendukung konsep kajian pariwisata tematiknya, juga akan dilakukan kajian tentang pengembangan Pasar Bunulrejo yang terletak dalam poros jalan hamid rusdi akan coba dikembangkan dalam konsep pasar wisata modern. Dalam sudut pandang wilayah Pasar Bunulrejo merupakan sebuah aset dalam mendukung sebuah konsep pariwisata tematik Bunulrejo, sehiingga kajian dengan dukungan akademisi dan pakar terkemu dapat terealiasi dalam dukungan Pemerintah Kota Malang.
Sehingga harapan dari adanya seminar Seminar Kajian Pengembangan Wisata Bunulrejo Dan Revitalisasi Pasar Bunulrejo Berbasis Pasar Wisata, Dalam Rangkaian HUT Ke-1083 Bunulrejo Tahun 2018 ini dapat menjadi awal berjalannya sebuah ide kreatif pariwisata tematik Bunulrejo yang berjalan dan melibatkan semua stakeholder di wilayah Bunulrejo. Sebuah destinasi pariwisata tematik ini akan menumbuhkan sektor ekonomi baru dan memperkuat sendi-sendi ekonomi di wilayah Bunulrejo, dan terdampak luas bagi masyarakat dalam wilayah Bunulrejo dan Kota Malang.

Dasar Pelaksanaan
  1. HUT Ke-1083 Bunulrejo, Kecamatan Blimbing, Kota Malang merupakan agenda Rutin warga Bunulrejo. Sebagai penjabaran mengingat sejarah berdirinya Bunulrejo.
  2. Sebagai perwujudan aspirasi warga dan stakeholder Kelurahan Bunulrejo.
  3. Sejarah Bunulrejo yang merupakan daerah bersejarah yang dibuktikan dengan adanya prasasti yang berada di musium mpu purwa di kantor Dinas Pariwisata Kota Malang.

Maksud dan Tujuan Acara
  1. Sejarah Bunulrejo diperingati setiap tanggal 04 januari telah berusia 1083 tahun merupakan modal yang besar bagi sebuah entitas pariwisata untuk diangkat menjadi destinasi wisata tematik di kota malang. Sejarah Bunulrejo dibagi 3 fase massa yaitu massa sejarah kerajaan, fase massa islam masuk yang dibuktikan dengan adanya petilasan makam tokoh islam dan fase massa ketiga adalah massa kolonial yang dibuktikan dengan adanya tangsi militer kolonial massa penjajahan.
  2. Membuat bahan kajian akademis bersama semua stakeholder Kelurahan Bunulrejo dan Kota Malang, sehingga secara teknis kajian tersebuat dapat segara berjalan untuk dikembangkan menjadi sebuah destinasi pariwisata tematik di wilayah Kelurahan Bunulrejo.
  3. Mengembangkan potensi pariwisata lokal dan tematik yang melibatkan potensi seluruh warga bunulrejo.
  4. Mengembangkan potensi Pasar Bunulrejo, menjadi pasar Wisata yang layaknya pasar sukowati di Bali, sehingga intregasi semua potensi di Bunulrejo menjadi penggerak ekonomi.

Waktu dan Tempat Acara
08.00 – 13.30 WIB
Minggu, 25 februari 2018

Gedung Serbaguna Kantor Kelurahan Bunulrejo
Jl. Hamid Rusdi No.91, Kota Malang

Keynote Speach
Moreno Soeprapto, SH
Anggota DPR RI Komisi 3

Drs. Wasto. SH., MH
Sekretaris Daerah Kota Malang

Agenda Acara
  1. Seminar Kajian Pengembangan Wisata Bunulrejo dan Revitalisasi Pasar Bunulrejo Berbasis Pasar Wisata
Waktu 08.00 – 11.00 WIB
  • Erik Setyo Santoso, ST., MT
Kepala Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan (Barenlitbang) Kota Malang
  • Wahyu Setianto, MM
Kepala Dinas Perdagangan Pemerintah Kota Malang
  • Agung H. Buana
Kasie Pemasaran Pariwisata, Dinas Pariwisata Kota Malang
  • Arief R. Setiono, ST., MT., IPM
Pakar Lingkungan
Wakil Ketua Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Cabang Malang
Dosen Jurusan Arsitektur Universitas Islam Negeri (UIN)
  • Dwi Cahyono, M.Hum
Pakar Sejarah Universitas Negeri Malang
  • Bapak Windhu Abiworo
Owner JNE Express Malang
  • Elfiatur Roikhah, SE., MM., Ak., CBV
Program Pascasarjana Universitas Merdeka Malang
  • Bambang Sumarto, ST
Ketua Komisi C DPRD Kota Malang
  • Abdul Munthalib
Pemimpin Redaksi Jawa Pos Radar Malang
  1. Pengembangan Kepemudaan Tourism
Waktu 11.00 – 13.30 WIB
  • Elfiatur Roikhah, SE., MM., Ak., CBV
Program Pascasarjana Universitas Merdeka Malang
  • Mohammad Cholili Mukti
Ketua Karang Taruna Kota Malang

Selasa, 24 Desember 2019

Perajin Batik Tulis Bunga Kantil Bunulrejo Melakukan Outing Program ke 2 di bulan Desember 2019 dengan Promosi Batik ke Bromo Forest Area Pasuruan

Alhamdulillah Mbois People, Perajin Batik Tulis Bunga Kantil Bunulrejo melakukan Outing Program ke 2 bulan desember dengan promosi batik ke Bromo Forest Area Pasuruan.

(Ibu Lurah Bunulrejo Dra. Yuke Siswanti, M.Si mendamping Perajin Batik Tulis Bunga Kantil Bunulrejo, momen baru sampai di Bromo Forest Area)
Pasuruan, 23 Desember 2019
Perajin Batik Tulis Bunga Kantil Bunulrejo mendapatkan kepercayaan undangan dari manajemen Bromo Forest Area di pasuruan untuk menampilakan perform Batik Tulis Bunga Kantil. Tentu kesempatan yang baik itu kami manfaatkan untuk hadir dan menampilkan karya kami.
Nah apa itu Bromo Forest Area :
Jalur wisata Gunung Bromo yang melewati Pasuruan menjadi berkah tersendiri bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Tak hanya itu, lokasi untuk melihat sunrise terbaik Gunung Bromo juga berada di wilayah Pasuruan. Tak hanya memiliki Gunung Bromo sebagai wisata andalan, berbagai wisata penyangga di sekitar gunung aktif yang menjadi 10 Bali Baru ini juga patut dipertimbangkan.
Salah satu yang terbaru adalah Bromo Forest Area. Wisata alam ini adalah hasil kreatifitas masyarakat setempat. Meski tergolong baru, namun Bromo Forest Area telah menjadi jujugan wisata keluarga. Tempat ini juga kerap disinggahi oleh mereka yang baru pulang dari Bromo.
Terletak di kawasan Hutan Baledono, Tosari, Pasuruan, Bromo Forest Area menawarkan pemandangan hutan plus hawa sejuk. Spot wisata kekinian tersebut juga menjadi tempat menarik untuk kegiatan outdoor seperti outing dan sebagainya. Pasalnya, pengelola menyediakan berbagai wahana yang patut dicoba. Ada Pinus Swing, Air Bike dan Sky Bridge. Yang tak kalah menariknya adalah Air Ballon yang disediakan khusus bagi para pecinta foto selfie.
(sumber berita : https://www.genpi.co/travel/6174/ini-salah-satu-suguhan-wisata-di-sekitar-bromo)

Dalam kesempatan ini kami menyebutnya adalah Outing Program ke 2, mengapa ke 2 karena sebelumnya kami sudah diajak oleh rekan-rekan Kursus Bahasa Inggris Bunulrejo (KBIB) ke ekowisata Boonpring di Sanankerto Turen bertemu dengan pemuda pertukaran dari Australia yang juga belajar membatik kepada kami.


Outing Program Batik Tulis Bunga kantil Bunulrejo ini menjadi sebuah kesempatan yang terus kami kembangkan, karena bertujuan mengenalkan potensi Batik Tulis Bunga Kantil Bunulrejo kepada kalayak lebih luas. Sehingga kesempatan undangan dari manajemen Bromo Forest Area Pasuruan ini merupakan kesempatan kesekian kali yang sduah rutin bagi kami.


Dalam Outing Program Batik Tulis Bunga kantil Bunulrejo ke Bromo Forest Area ini didampingi oleh Ibu Lurah Bunulrejo Dra. Yuke Siswanti, M.Si yang selalu memberikan support bagi pengembangan Batik Tulis Bunga Kantil Bunulrejo.


Tentu kami perajin Batik Tulis Bunga kantil Bunulrejo terus melakukan perbaikan dan belajar menjadikan produk Batik Tulis Bunga kantil Bunulrejo semakin berkualitas dan diterima oleh pasar sebagai produk budaya dan produk ekonomi kreatif.


Batik Bunulrejo
Mau lihat, japri ya

*Mbois kantil*
Mbonol Is Culture Kanti Lestari
Terjemahan bebas:
*Kelurahan Bunulrejo yang memiliki keistimewaan abadi*
Bunulrejo Mbois Kantil
Mbonol Is Culture

Redaksi : AW1

Tari Bapang Bunulrejo Tampil di Bulan Bakti Karang Taruna Kota Malang

Tari Bapang Bunulrejo Tampil di Bulan Bakti Karang Taruna Kota Malang



Kota Malang, 22 Desember 2019
Tari Bapang ?
Bapang adalah nama salah satu tokoh dalam dramatari topeng di malang, tokoh ini dikenal dengan sebutan jayasentika. Salah seorang bupati dari kadipaten banjarpatoman. Sebuah kadipaten yang berada di bawah kekuasaan raja klana sewandama.
Dramatari topeng di malang pada umumnya menggunakan repertoar kisah ”panji” atau disebut lakon panji, yaitu sebuah kisah yang menggambarkan perjalanan raden inukertapati atau panji asmarabangun yang berkelana mencari istinya; dewi sekartaji yang hilang.
Seperti halnya dramatari pada umumnya, dramatari topeng di malang dibagi menjadi beberapa adegan atau babak, salah satunya adalah babak mengetengahkan tari bapang, pada umumnya adegan tersebut dikenal sebagai ”selingan” atau penjeda antar adegan. Pada adegan tersebut, bapang tampil diikuti oleh abdi atau pendamping yang bernama demang mones. Pada perkembangannya, adegan selingan tersebut dilepas dari adegan yang lain, kemudian disajikan sebagai tari tunggal.
Bapang adalah salah satu tarian yang menggambakan tokoh berkarakter gagah, yaitu ditandai dengan gerakan tangan yang lebar – merentang kekiri dan kekanan, angkatan kaki salah satu kaki, dan topeng yang memiliki mata yang lebar disebut ”telengan”. Ciri yang khas pada bentuk topeng bapang adalah hidungnya yang panjang.
Sinopsis
Tarian ini menggambakan perjalanan tokoh bernama bapang jayasentika dari kadipaten banjarpatoman yang akan menghadap prabu klana sewandana. Bapang diungkapkan sebagai tokoh yang memiliki kepribadian yang bangga akan sanjungan, yaitu tampak pada sikap dan gerak – gerik yang membusungkan dada dan tangan yang direntangkan, serta penggunaan tenaga pada bagian awal gerakan.
(Disadur dari : http://aifsx.blogspot.com/2017/03/tari-bapang.html)
Mengapa kami Karang Taruna Setya Karya Kelurahan Bunulrejo bersemangat menggali potensi budaya kelurahan Bunulrejo, bila membaca berita dari acara Flashmob Tari Bapang yang dikuti 1.000 penari dari berbagai usia dapat menggerakkan semangat budaya warga Kelurahan Bunulrejo. Ide agenda ini sudah kami rencakan sejak kami mengadakan seminar kajian potensi wisata Bunulrejo dan Revitalisasi Pasar Bunulrejo menjadi pasar Wisata, pada tanggal 25 Februari 2018

Jadi kami Karang Taruna Setya Karya Kelurahan Bunulrejo merancang konsep potensi Wisata Bunurejo itu sudah hampir 2 tahun, sehingga agenda Flahmob Tari Bapang

Berita terkait keseruan acara kami :

Yuk Nonton Aksi 1000 Penari di Pasar Bunulrejo

Flashmob Tari Bapang Penuhi Bunulrejo

Flashmob Tari Bapang Malang Ramaikan Bunulrejo

Harapan proses ini kami Karang Taruna Setya Karya Bunulrejo untuk terus berkarya dan memperkuat regenerasi kaderisasi generasi muda di Bunulrejo, karena kami yakin bahwa dengan menggali potensi budaya akan menumbuhkan ekonomi kreatif masyarakat.

Alhamdulilah dari proses aktualisasi budaya ini, kami mendapatkan kepercayaan tampil dibeberapa acara, salah satunya menjadi kehormatan adalah tampilnya Tari Bapang dalam agenda Bulan Bakti Karang Taruna Kota Malang yang dilangsungkan di taman krida budaya kota Malang. Penampilan Tari Bapang ini dilakukakan oleh adik-adik Karang Taruna dari RW 08 Kelurahan Bunulrejo.
Bulan Bakti Karang Taruna Kota Malang yang dihadiri dan dibuka oleh bapak Walikota Malang Drs. H. Sutiaji, dalam sambutanya beliau menyampaikan peran penting pemuda dan mengisi kreativitas dengan pengembangan ekonomi kreatif, beliau juga menyinggu terkait potensi pengembangan ekonomi kreatif di Kelurahan Bunulrejo yang mengadakan 2 acara kreatif.

(bapak Walikota Malang Drs. H. Sutiaji memberikan sambutan)
Bagi kami Karang Taruna Setya Karya Kelurahan Bunulrejo merupakan kebanggan kami diberikan sebuah apresiasi oleh bapak walikota Malang, tentu dua event awal ini merupakan pondasi dan kami makin berkreativitas ke depannya.

(Andri Wiwanto, ST., MM Ketua Karang Taruna Setya Karya Kelurahan Bunulrejo berfoto bersama adik-adik Karang Taruna dari RW 08 Kelurahan Bunulrejo yang akan tampil Tari Bapang Bunulrejo)
*Mbois kantil*
Mbonol Is Culture Kanti Lestari

Terjemahan bebas:
*Kelurahan Bunulrejo yang memiliki keistimewaan abadi*

Bunulrejo Mbois Kantil
Mbonol Is Culture
Redaksi : AW1

Foto-foto lain :

(Bersama Bapak Camat Blimbing Drs. Muarib, M.Si)

(rekan-rekan Karang Taruna Setya Karya Kelurahan Bunulrejo di Bulan Bakti Karang Taruna Kota Malang)

Senin, 23 Desember 2019

Klub Bahasa Inggris Bunulrejo (KBIB) Outing Program dengan Pertukaran Pemuda Australia di Ekowisata Boon Pring Desa Sanankerto, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur

Klub Bahasa Inggris Bunulrejo (KBIB) Outing Program dengan Pertukaran Pemuda Australia di Ekowisata Boon Pring Desa Sanankerto, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur

(Dra. Yuke Siswanti, M.SiLurah Bunulrejo Kota Malang memberikan sambutan, bersama tuan rumah H.Subur SE Kepala Desa Sanankerto, Kecamatan Turen Kabupaten Malang)
Boonpring Turen, 18 Desember 2019
Klub Bahasa Inggris Bunulrejo (KBIB) merupakan sebuah inisiasi dari Karang Taruna Setya Karya Kelurahan Bunulrejo memberikan sebuah kursus bahasa inggris untuk masyarakat Bunulrejo, yang rutin dua kali dalam seminggu, setiap hari senin dan kamis malam hari. Klub Bahasa Inggris Bunulrejo (KBIB) ini ada dua kelas yaitu usia dewasa dan anak-anak dengan pengajar berbebeda. Kualifikasi pengajar merupakan dosen dari Diploma Kepariwisataan Universitas Merdeka Malang.

(Bpk. Siswantoro yang merupakan dosen Diploma Kepariwisataan Universitas Merdeka Malang berbincang dengan Dra. Yuke Siswanti, M.Si Lurah Bunulrejo Kota Malang dan H.Subur SE Kepala Desa Sanankerto, Kecamatan Turen Kabupaten Malang)

(Bpk Siswantoro berbincang dengan program Kemenpora pertukaran pemuda dari Australia. Pemuda dari Australia ini berjumlah 17 orang)

Alhamdulillah Mbois People, Klub Bahasa Inggris Bunulrejo (KBIB) melakukan Outing Program dengan audiensi ke program Kemenpora pertukaran pemuda dari Australia. Pemuda dari Australia ini berjumlah 17 orang, yang selama beberapa minggu berkegiatan dan salah satunya berkunjung ke Objek wisata Boon Pring terletak di Jalan Kampung Anyar, Desa Sanankerto, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur.


Kepercayaan yang diberikan kepada Klub Bahasa Inggris Bunulrejo (KBIB)  ini dapat beraktualisasi dengan pemuda Australia berguna untuk mengasah kemampuan bahasa inggris. Yang menarik bagi Klub Bahasa Inggris Bunulrejo (KBIB) adalah juga mengajak juga komunitas perajin batik tulis bunga kantil Bunulrejo untuk mengisi acara menjadi lebih hidup dengan mengenalkan budaya Bunulrejo yang terwakili oleh produk budaya yaitu batik kantil Bunulrejo.

Klub Bahasa Inggris Bunulrejo (KBIB) tentu menangkap itu sebagai suatu kehormatan dan dapat berapresiasi dengan berinteraksi dengan pemuda dari negara Australia, sehingga meningkatkan kapasitas kompetensi berbahasa inggris yang akan membawa hasil menambah kepercayaan diri kami.
*Mbois kantil*
Mbonol Is Culture Kanti Lestari
Terjemahan bebas:
*Kelurahan Bunulrejo yang memiliki keistimewaan abadi*
Bunulrejo Mbois Kantil
Mbonol Is Culture

Redaksi : AW1

Foto-Foto Lain :













Rabu, 18 Desember 2019

Penandatanganan MOU Antara Diploma Kepariwisataan Universitas Merdeka Malang dengan Kelurahan Bunulrejo, Terkait Pendampingan Pengembangan Potensi Wisata Tematik Kelurahan Bunulrejo Kota Malang

Penandatanganan MOU Antara Diploma Kepariwisataan Universitas Merdeka Malang dengan Kelurahan Bunulrejo, Terkait Pendampingan Pengembangan Potensi Wisata Tematik Kelurahan Bunulrejo Kota Malang

Kota Malang, 18 Desember 2019
Setelah sebelumnya kami Kelurahan Bunulrejo dalam beberapa kesempatan mendapatkan beberapa support terkait pola pengembangan potensi wisata tematik dari Diploma Kepariwisataan Universitas Merdeka Malang, baik dalam bentuk diskusi supervisi ataupun dalam bentuk tenaga pengajar dalam Kursus Bahasa Inggris Bunulrejo (KBIB) yang rutin diadakan di Gedung Serbaguna Kantor Kelurahan Bunulrejo.

Sehingga dengan proses yang sudah beberapa waktu diatas maka pada hari ini jam 15.00 WIB Telah dilakukan kesepahaman penandatanganan MOU antara Diploma Kepariwisataan Universitas Merdeka Malang dengan Kelurahan Bunulrejo.

Diploma Kepariwisataan Universitas Merdeka Malang diwakili oleh ketua program Prof. Dr. Widji Astuti, SE,. MM., CPM.A dan dari kelurahan Bunulrejo oleh Lurah Dra. Yuke Siswanti, M.Si.

Penandatanganan MOU ini merupakan langkah awal dalam program pendampingan Diploma Kepariwisataan Universitas Merdeka Malang dalam pengembangan potensi wisata tematik di kelurahan Bunulrejo.

Insyaallah akan semakin Mbois Bunulrejo, tentu ini juga butuh gerak langkah semua elemen untuk bersama mengembangkan potensi wisata tematik ini.

*Mbois kantil*

Mbonol Is Culture Kanti Lestari

Terjemahan bebas:
*Kelurahan Bunulrejo yang memiliki keistimewaan abadi*

Bunulrejo Mbois Kantil
Mbonol Is Culture

Redaksi : AW1

Foto - Foto Lain :